Antraks: Penyakit Zoonosis yang Mengintai


Created At : 2023-07-15 00:00:00 Oleh : Instalasi PKRS Artikel Dibaca : 866

Bulan Mei lalu, Gunung Kidul, DIY dihebohkan dengan meninggalnya tiga orang warga dengan diagnosa suspek antraks. Kasus antraks yang merebak menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat setempat. Antraks adalah penyakit serius yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis dan dapat menular dari hewan ke manusia. Dalam artikel ini, kami akan memberikan informasi penting tentang langkah-langkah pencegahan dan pengendalian yang perlu diambil oleh masyarakat untuk melindungi diri mereka dan mengurangi risiko penyebaran penyakit ini.

Kasus ini diduga terkait dengan kontak langsung dengan hewan ternak yang terinfeksi. Antraks dapat menyebar melalui kontak dengan hewan ternak yang mati karena antraks, mengkonsumsi daging hewan yang terinfeksi bakteri antraks dan menghirup udara yang terpapar spora antraks. Gejala antraks pada manusia dapat bervariasi, tergantung pada cara infeksi terjadi. Gejala yang umum meliputi demam tinggi, kelelahan, sesak napas, nyeri otot, mual, muntah, dan lesu. Dalam kasus yang jarang terjadi, antraks dapat menyebabkan infeksi paru-paru atau bahkan sepsis yang mengancam nyawa. Oleh karena itu, penting untuk segera mencari perawatan medis jika mengalami gejala yang mencurigakan.

Pencegahan yang dapat dilakukan masyarakat diantaranya:

  1. Hindari Kontak dengan Hewan Terinfeksi. Masyarakat harus menghindari kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi antraks, terutama hewan ternak yang tampak sakit atau mati secara tidak wajar. Jika perlu berinteraksi dengan hewan, gunakan sarung tangan dan hindari menghirup debu yang mungkin mengandung spora antraks.
  2. Tidak mengkonsumsi daging hewan ternak yang sudah mati.
  3. Teknologi pengendalian penyakit Antraks dapat dilakukan dengan memberikan vaksinasi pada ternak yang belum terinfeksi. Berikan vaksin pada hewan ternak agar bebas dari penularan penyakit antraks.
  4. Menyemprotkan desinfektan di lokasi hewan mati/potong paksa, tempat pemotongan dan penguburan hewan ternak.
  5. Pemahaman tentang tanda-tanda Antraks pada hewan, masyarakat yang tinggal di daerah dengan risiko antraks harus memahami tanda-tanda antraks pada hewan ternak. Jika ditemukan hewan yang menunjukkan gejala antraks, segera laporkan ke petugas kesehatan hewan setempat.

Adapun cara pengendalian untuk masyarakat yaitu dengan:

  1. Karantina dan Pengujian Hewan. Setelah terdeteksi kasus antraks pada hewan ternak, otoritas kesehatan hewan akan melakukan tindakan karantina, pengujian, dan pemusnahan hewan yang terinfeksi. Masyarakat diharapkan bekerja sama dengan otoritas tersebut dan tidak memindahkan hewan dari area yang terinfeksi.
  2. Edukasi Masyarakat. Penting untuk menyebarkan informasi tentang antraks kepada masyarakat setempat dengan meningkatkan kesadaran tentang penyakit ini, masyarakat akan lebih waspada dan dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.
  3. Perlindungan Diri. Masyarakat yang terlibat dalam pemrosesan atau penanganan hewan harus menggunakan alat pelindung diri, seperti sarung tangan, masker, dan pakaian pelindung, untuk mengurangi risiko kontak dengan spora antraks.

Dari kasus antraks di Gunung Kidul, Yogyakarta, menekankan pentingnya kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit ini. Dengan memahami gejala, pencegahan, dan pengendalian antraks, masyarakat dapat melindungi diri mereka sendiri dan mengurangi risiko penyebaran penyakit ini. Kolaborasi antara pemerintah, otoritas kesehatan, dan masyarakat sangat penting dalam menangani kasus antraks, memberikan edukasi yang tepat, dan melaksanakan langkah-langkah pencegahan yang diperlukan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan.

 

Referensi:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230706/4843451/cegah-antraks-meluas-kemenkes-beri-profilaksis-kepada-populasi-berisiko

www.alodokter.com

GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara